Pelatihan Kepembayunan Bagi Kepala Dusun, Tokoh Adat, dan Guru Muatan Lokal
Keywords:
pembayun; literasi budaya; muatan lokalAbstract
Abstrak: Pelatihan kepembayunan ini bertujuan melatih kepala dusun, tokoh adat, serta guru muatan lokal supaya dapat menjadi pembayun terutama pembayun di desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah. Selain itu, pelatihan ini juga sebagai sarana melestarikan budaya lokal terutama untuk generasi muda pada tingkat sekolah dasar melalui guru muatan lokal. Kegiatan ini juga mendukung RPJM Desa Darek mengenai pelestarian adat Krame Desa. Metode yang dipergunakan berupa pelatihan yang meliputi tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Mitra yang terlibat dalam kegiatan diantaranya kepala dusun, tokoh adat, dan guru muatan lokal. Total peserta yang mengikuti pelatihan berjumlah 20 orang. Hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan yakni antusias peserta dalam mengikuti pelatihan kepembayunan terutama pada saat praktek pelatihan kepembayunan. Hal ini juga dibuktikan dengan semangat para peserta dalam memperhatikan dan juga bertanya terkait mengenai pembayun. Sebanyak 20 orang peserta, 16 orang diantaranya mampu mempraktekan bahasa dalam kepembayunan secara baik dan lancar. Selanjutnya sebagai bentuk tindak lanjut pelatihan kepembayunan dilakukan keberlanjutan pelatihan kepembayunan dan pengenalan pembayun di tingkat sekolah dasar dengan memasukkan pada materi muatan lokal.
Abstract: This "kepembayunan" training aims to train hamlet heads, traditional leaders, and local content teachers so that they can become leaders, especially those in the village of Darek, Southwest Praya District, Central Lombok. In addition, this training is also a means of preserving local culture, especially for the younger generation at the elementary school level through local content teachers. This activity also supports the Darek Village RPJM regarding the preservation of the Krame Desa tradition. The method used is in the form of training which includes three stages, namely preparation, implementation, and evaluation. Partners involved in the activities include village heads, traditional leaders, and local content teachers. A total of 20 participants took part in the training. The results of the activities that have been carried out are the enthusiasm of the participants in participating in leadership training, especially during leadership training practices. This is also evidenced by the enthusiasm of the participants in paying attention and also asking related questions about swingers. A total of 20 participants, 16 of whom were able to practice the language in kepembayunan well and fluently. Furthermore, as a form of follow-up to the kepembayunan training, a continuation of the kepembayunan training and introduction to pembayun was carried out at the elementary school level by including local content material.
References
Aris, Lalu, dkk. 1991. Upacara Tradisional Sorong-Serah dan Nyondol dalam Adat Perkawinan Sasak di Lombok. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Budi Setyaningrum, N. D. (2018). Budaya Lokal Di Era Global [Local Culture in the Global Era]. Ekspresi Seni [Journal of Art Expression], 20(2), 102.
Desyandri, D. (2018). Nilai-Nilai Kearifan Lokal untuk Menumbuhkembangkan Literasi Budaya di Sekolah Dasar. Sekolah Dasar: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan, 27(1), 1–9. https://doi.org/10.17977/um009v27i12018p001
Faizin, K. (1984). THE ROOTS OF MERARIK TRADITION : From Resistance to Acculturation AKAR TRADISI MERARIK : Dari Perlawanan Hingga Akulturasi. 45–59.
Mu’aini, M., Rosada, R., & Sasmanda, S. (2018). Akulturasi Islam Dalam Budaya Tradisi Merariqmasyarakat Sasak Di Desa Selebung Kecamatan Janapria Kabupatenlombok Tengah Tahun 2014. Paedagoria | FKIP UMMat, 5(2), 31. https://doi.org/10.31764/paedagoria.v5i2.88
Muatan, P., Di, L., & Dasar, S. (2021). 1 , 2 1,2. VI.
Nahak, H. M. . (2019). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia Di Era Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65–76. https://doi.org/10.33369/jsn.5.1.65-76
Rabiah, S., Sastra, F., & Indonesia, U. M. (2013). Makassar Sebagai Muatan Lokal Di Sekolah Dasar. 1–12.
Rosana, N., Mahyuni, M., & Burhanudin, B. (2018). ESTETIKA RESEPSI BAHASA SASAK PARA PEMBAYUN DALAM UPACARA ADAT SORONG SERAH MASYARAKAT SASAK DI PULAU LOMBOK. LINGUA: Journal of Language, Literature and Teaching. https://doi.org/10.30957/lingua.v15i2.526
Windiatmoko, D. U. (2020). Eksistensi Mata Kuliah Budaya Nusantara Untuk Menunjang Budaya Literasi Dan Nilai Kearifan Lokal. Prosiding SNP2M (Seminar Nasional ….